Jerman adalah negara yang memiliki luas dua setengah pulau Jawa dan terbagi menjadi enam belas negara bagian. Saya tidak dapat membayangkan, negara dengan luas seperti ini dapat menjadi negara hebat dalam percaturan dunia. Ini tidak lain karena peran-peran yang dilakukan Jerman sangat penting, termasuk dalam ilmu pengetahuan.
Mulanya memang seperti ilmu langit yang berkembang. Ilmu filsafat menjadi sangat dominan, pada awal-awal pengetahuan. Inilah yang membentuk idealisme yang sangat luar biasa di Jerman. Sistematika, termasuk logika, metafisika, epistemologi, filsafat moral dan politik yang dibangun oleh Jerman sangat runtun. Tidak heran, dalam perjalanannya, filsafat di Jerman lebih mengandalkan ilmu-ilmu sains. Terbukti teknologi di jerman sangat mumpuni, dan menjadi kiblat bagi negara-negara lain untuk mengais teknologi.

Ilmuwan Indonesia sudah tidak asing, terutama para filosof positifistik. Mereka diantaranya yang sampai ke Indonesia adalah Hegel, Karl Marx, Engels, Habermas hingga Marthin Luther. Tokoh terakhir dijuluki sebagai Bapak protestan. Jerman memiliki tokoh legendaris bidang sastra, yaitu Goethe. Meski jumlah penduduk hanya ratusan ribu, Jerman merajai industri otomotif dunia. Merk-merk terkenal otomotif mereka adalah Mercedez, BMW, Volkswagen, Audi, dan Porsche. Meski dalam tes Pisa diurutkan ke 21 bahkan 40, tetapi prestasi produk dapat merajai dunia.
Jerman memiliki empat musim sebagaimana umumnya negara Eropa, yaitu musim dingin, musim panas, musim semi dan musim gugur. Alam geografis Jerman berada di pertengahan Eropa. Ada satu makhluk hidup yang dibanggakan di luar negeri, selain yang sudah disebutkan tentang manusia dan teknologinya, yaitu ulat Jerman. Ulat ini begitu terkenal untuk bahan pakan ikan pemakan daging seperti ikan arwana. Konon cerita ulat ini benar-benar berasal dari Jerman. Jadi ulat ini bukan sekedar julukan. Para pelopor pembudidaya pun melakukan uji coba ulat ini, apakah cocok hidup di daerah Indonesia yang tropis.
Para pembudidaya telah berhasil melakukan uji coba dan dinyatakan bahwa ulat Jerman dapat hidup di Indonesia. Jadilah ulat Jerman sebagai ulat Jerman Jawa. Ini adalah era horizontal dengan penanda semua serba didapatkan asal mau berusaha. Apa yang dicita-citakan dari keluhuran akan tergapai dengan ikhtiar. Sahabat saya tidak pernah membayangkan akan hidup di Amerika dan mendapatkan green card sebagai legalitas kehidupannya di negeri Paman Sam. Memiliki suami dan anak-anak yang lucu. Transformasi dan mobilitas segala hal dapat dengan mudah terjadi di era ini. Tuntutan dari setiap pribadi adalah selalu berupaya terus terbuka. Networking menjadi salah satu upaya untuk semakin mendapatkan banyak informasi. Informasi dijadikan bahan untuk meningkatkan kualitas diri. Hal yang tidak pernah saya lupakan adalah menjadi bagian dari IRo Society. Ini keberuntungan yang sangat berharga bagi saya. Saya dapat berkembang dan selalu mendapatkan gairah dan bonus networking. Setiap saat saya ter-recharging untuk menjadi pribadi yang tumbuh. Ulat Jerman di tanah Jawa dan orang Jawa di tanah Amerika, fenomena mobilitas penanda kehidupan global.

Saya adalah guru yang senang menulis dan berwiraswasta sektor agroforestri dan farming