Setiap orang mendambakan tempat tinggal untuk berkumpul bersama keluarga kecilnya. Kebutuhan tempat tinggal muncul dalam benak seseorang ketika sudah menikah. Rumah bukan sekedar untuk memenuhi kebutuhan jasmani, tetapi juga untuk memenuhi kebutuhan rohani. Keluarga kecil dapat saling hidup bersama dalam suatu rumah. Berkumpul bersama anak-anak, istri atau suami, kakek, nenek, dan saudara selalu dilakukan di rumah. Dalam falsafah jawa sering saya mendengar sing penting cukup sandang, pangan dan papan. Kalimat ini dalam ilmu ekonomi disebut kebutuhan primer, yaitu kebutuhan mendasar atau harus dipenuhi.
Salah satu kebutuhan primer adalah papan. Papan adalah bahasa jawa yang mengandung makna tempat bertinggal. Sebagai tempat untuk menetap selama hidup, rumah dirancang oleh pemilik rumah sebaik-baiknya. Salah satu unsure rumah agar terlihat asri dan indah adalah memiliki lahan kosong untuk tanam-tanaman. Lahan kosong tersebut dapat direncanakan di depan, di samping, atau di belakang rumah. Saya menyediakan lahan kosong rumah di bagian belakang rumah dan di samping ujung rumah. Lahan ini saya manfaatkan untuk berbagai tanaman seperti tanaman kapulaga, tanaman jeruk, tanaman pisang, dan berbagai pohon hias seperti ketapang dan tabubea. Saya merasa beruntung inggal di sebuah kampong dengan alam pedesaan. Saya harus mensyukura dimana pun saya tinggal.

Berbagai macam tumbuhan yang berada di sudut rumah telah memberikan banyak inspirasi bagi saya dan anggota keluarga. Saya dan anak-anak memanfaatkan waktu senggang untuk merawat berbagai tanaman. Saya terkadang berfikir harus melakukan tindakan apa untuk tanaman-tanaman yang ada di kebun. Saya terkadang tidak mendapatkan solusi hingga berakhir dengan kematian tanaman. Ini biasanya terjadi pada tanaman yang baru datang. Dari tanaman yang ada, beberapa tanaman harus dispesialkan dan beberapa yang lain, tumbuh sendiri tanpa perhatian berlebih. Merawat tanaman pada hakikatnya tidak jauh berbeda dengan merawat manusia, sebagai makhluk hidup. Tanaman membutuhkan perhatian dan kasih sayang, begitu juga manusia membutuhkan perhatian dan kasih sayang. Ketika saya berada di sekolahan atau masuk kelas memberikan pelajaran atau sekedar memotivasi anak-anak, saya teringat tanaman di kebun. perhatian dan kasih saying saya kepada anak-anak harus lebih besar dibandingkan dengan perhatian dan kasih sayang ke tanaman. Masyarakat menitipkan anak-anaknya di sekolah untuk dirawat sebaik-baiknya. Dalam pelayanan pendidikan selalu ada anak-anak yang membutuhkan perhatian special dan ada anak yang tidak membuthkan perhatian khusus. Tumbuhan di sudut rumah telah memotivasi saya untuk semangat dalam memberikan perhatian di sekolah.

Saya adalah guru yang senang menulis dan berwiraswasta sektor agroforestri dan farming